Sabtu, November 1

Plangisasi

Plangisasi atau plakatisasi,begitu orang menyebutnya, tentang Jam Belajar Masyarakat (JBM), Jam Bertamu/Berkunjung Masyarakat (JKM), dan Himbauan Pemulung Dilarang Masuk di Dusun Wanujoyo lor, Srimartani, Piyungan, Bantul, Yogyakarta alhamdulillah telah selesai Pembuatanya dan telah di pasang di empat "penjuru" dusun pada Bulan Agustus 2008 ini.Pembuatan Plakat ini juga sempat dibantu oleh rekan-rekan KKN PPM UGM 2008 yang sempat singgah di Dusun Wanujoyo Lor untuk beberapa waktu.Plakat ini berjumlah 11 buah; 3 plakat untuk JBM, 3 plakat untuk JKM dan 5 plakat untuk larangan pemulung. Pengecatan plakat-plakat ini dilakukan oleh pemuda dengan koordinator Sdr. Mudin yang sekaligus menjadi Koord. Sie Kamtib Kepemudaan.


Isi dari plakat-plakat tersebut sudah dimufakati dalam musyawarah pemuda dan dilindungi oleh Kepala Pedukuhan Wanujoyo lor. Beberapa peraturanya juga diamandemen untuk kebaikan bersama.

JBM yang tertulis dalam plakat mulai "pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB", tidak ada sanksi khusus bagi pelanggar karena pada dasarnya penetapan jam bukan acuan namun lebih kepada himbauan kepada masyarakat agar meluangkan waktunya setidaknya selama Dua Jam untuk belajar.JKM Tertulis "Maximal Pukul 21.00 WIB" sehingga bagi yang akan menginap atau lebih dari 1 x 24 jam dipersilakan untuk meminta ijin kepada Ketua RT yang bersangkutan.Organisasi pemudapun juga ikut berpartisipasi menegakkan aturan ini dengan menetapkan tiga kartu; dua kartu pertama "kuning" dan yang ketiga "merah" dengan di bawa ke pedukuhan untuk diberi sanksi.Masyarakat begitu perduli dengan JKM ini karena pelanggaran bisa berakibat fatal dan menjadi aib bagi masyarakat.

Selepas Gempa yang melanda Jogja beberapa waktu yang lalu hingga beberapa bulan terakhir ini banyak sekali Pemulung-pemulung yang "merumput" di Dusun kami, awalnya masyarakat tidak merasa keberatan namun setelah semua sisa-sisa gempa habis mereka punguti merekapun mengganti target pungutan mereka yaitu sisa-sisa gempa menjadi Barang-barang yang ada di luar rumah. Pernah salah satu warga kehilangan sepatu yang sedang di jemur, kaca yang kebetulan sedang di taruh di luar dan sebagainya sehingga masyarakatpun menjadi was-was dengan keberadaan pemulung. pemulung yang dulunya diKasihani kini menjadi dicurugai.

Dengan pemasangan plakat-plakat ini diharapkan masyarakat mengatahui apa yang telah menjadi kesepakatan dan ikut mendukung peraturan tersebut untuk keamanan dan kenyamanan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hi...ayo beri commentar ya.....